Laporan Rugi – Laba pada Bank
Terapan Komp.Perbankan
Bentuk multiple step:
Sumber :
Terapan Komp.Perbankan
Seperti telah diketahui bahwa dari segi kepemilikan di Indonesia dijumpai empat macam bank, yaitu bank swasta nasional, bank koperasi, bank milik negara dan
bank campuran. Untuk bank swasta nasional dan bank campuran, jelas bahwa
salah satu tujuan pemilik sahammenanamkan modalnya pada bank bersangkutan adalah untuk memperoleh penghasilanberupa dividen dan atau meningkatnya harga pasar saham yang dimilikinya.
Baik tingginya dividen maupun tingginya harga saham di pasar sangat ditentukan oleh tingginya rentabilitas yang dicapai oleh perusahaan. Oleh karena itu, kiranya cukup beralasan kalau dalam perbincangan mengenai manajemen bank nanti kita selalu menggunakan asumsi bahwa bank mempunyai tujuan untuk maksimumkan laba jangka panjang. Untuk bank
koperasi, pada azasnya juga tidak berbeda.
Para anggotanya mengharapkan
bahwa dari modal yang mereka tanam dalam koperasi, yaitu terutama dalam
bentuk simpanan wajib, simpanan pokok dan sisa hasil usaha yang ditanam
lagi dalam koperasi, mereka akan memperoleh penghasilan dari pembagian
sisa hasil usaha yang berhasil mereka kumpulkan. Selanjutnya untuk bank –
bank milik negara, peranan laba yang dihasilkan oleh bank pada azasnya
seharusnya juga tidak banyak berbeda dengan bank – bank swata dan bank
koperasi. Agar supaya negara dan rakyat bisa memanfaatkan jasa pelayanan
bank – bank milik negara untuk jangka panjang secara maksimal, baik
dari segi pemanfaatkan jasa – jasa bank yang disajikan dan dihasilkan
maupun dari segi pemanfaatan laba atau sisa hasil usaha yang berhasil
dihasilkan oleh bank, maka bank milik negarapun seyogyanya juga berusaha
memaksimumkan laba jangka panjang juga.
Biaya yang merupakan beban bank terdiri dari biaya bunga atas semua pos – pos pasiva neraca bank, kecuali bagian deposito yang tidak diberlakukannya jasa giro dan semua komponen pos modal sendiri, biaya – biaya operasional seperti misalnya gaji, upah dan berbagai unsur pendapatan karyawan lainnya, biaya sewa bangunan, biaya perawatan bangunan dan berbagai macarn peralatan, pajak kekayaan, biaya penyusutan aktiva tetap, biaya iklan dan biaya promosi jenis lainnya, dan lain – lainnya lagi.
Setelah diketahui nilai hasil penerimaan secara keseluruhan dan nilai
beban biaya secara keseluruhan, angka sisa hasil usaha dapat ditemukan.
Apabila nilai total penerimaan melebihi besarnya nilai total beban biaya
untuk kurun waktu yang sarna, maka dikatakan bahwa bank berberhasil
menciptakan laba
Sebaliknya, apabila angka pengurangnya yang lebih
besar, maka dikatakan bahwa bank menderita rugi. Berbeda dengan neraca bank,
laporan rugi-Iaba sangat jarang dijadikan obyek pengaturan oleh
Pemerintah Bank Sentral. Laporan rugi – Iaba yang disajikan di bawah ini
disarikan dari Augustus R. Southworth, Jr. clan F. Lee Jacquette
“Accounting Systems in Banking” 4 ‘Baughn dan Walker, 1972: haI.
200-202.
Sementara itu Laporan rugi laba saya jelaskan dibawah ini.
Laporan Laba – Rugi (Income Stetement)
Laporan laba-rugi adalah ikhtisar yang memuat perincian pendapatan
dan biaya suatu badan usaha pada periode tertentu yang menggambarkan
rugi atau laba (profit and loss statement).
Ada dua pendekatan sebagai dasar dalam dan menggolongkan, serta mengikhtisarkan transaksi transaksi – transaksi yang terjadi dalam perusahaan. Kedua pendekatan itu adalah :
Ada dua pendekatan sebagai dasar dalam dan menggolongkan, serta mengikhtisarkan transaksi transaksi – transaksi yang terjadi dalam perusahaan. Kedua pendekatan itu adalah :
a. Dasar Tunai (cash basis), yaitu Suatu sistem yang mengakui
penghasilan pada saat uang tunai diterima dan mengakui beban pada saat
mengeluarkan uang tunai. Metode ini cocok untuk perusahaan dengan skala
kecil, karena mentode ini kurang tepat untuk mengakui laba atau rgi laba
pada period tertentu.
b. Dasar Waktu (akrual basis) Yaitu suatu sistem yang mengakui
pendapatan pada saat terjadinya transaksi, walaupun sudah atau belum
menerima uang tunai dan mengakui beban pada saat terjadinya transaksi
walaupun sudah atau belum mengeluarkan uang tunai. Metode ini sangat
tepat untuk perusahaan yang melakukan transaksi secara kredit, karena
laporan laba-rugi akan mencerminkan kondisi yang benar selama satu
periode tertentu.
Bentuk single step:
- Menuliskan semua pendapatan.
- Menuliskan semua beban.
- Menghitung selisih pandapatan dan beban, jika pendapatan lebih besar dari pada beban maka selisihnya disebut laba bersih dan jika sebaliknya maka selisihnya disebut rugi bersih.
Bentuk multiple step:
- Menuliskan pendapatan usaha.
- Menuliskan beban usaha.
- Menghitung selisih pandapatan dan beban usaha, jika pendapatan usaha lebih besar dari pada beban usaha maka selisihnya disebut laba usaha dan jika sebaliknya maka selisihnya disebut rugi usaha.
- Menuliskan pendapatan usaha.
- Menuliskan beban usaha.
- Menghitung selisih pandapatan dan beban usaha, jika pendapatan usaha lebih besar dari pada beban usaha maka selisihnya disebut laba usaha dan jika sebaliknya maka selisihnya disebut rugi usaha.
- Menuliskan pendapatan di luar usaha.
- Menuliskan beban di luar usaha.
- Menghitung selisih pendapatan dan beban di luar usaha, jika pendapatan di luar usaha lebih besar dari pada beban di luar usaha maka selisihnya disebut laba di luar usaha dan jika sebaliknya maka selisihnya disebut rugi di luar usaha.
- Menghitung laba (rugi) usaha dengan laba (rugi) di luar usaha, hasilnya disebut laba (rugi) bersih sebelum pajak.
- Laba bersih sebelum pajak dikurangi dengan pajak penghasilan yang dikenakan dan hasilnya disebut laba bersih setelah pajak.
Sumber :
0 komentar:
Posting Komentar