A.Pertumbuhan
penduduk di Indonesia
Saat ini Indonesia tengah
mengalami berbagai permasalahan dalam bidang kependudukan. Dengan mem
perhatikan dinamika, pertumbuhan, komposisi,dan berbagai perhitungan yang
menyajikan data-data kependudukan, cukup jelas bahwa negara Indonesia meng
alami permasalahan-permasalahan berikut.
1. Jumlah penduduk besar
2. Tingkat pertumbuhan
penduduk tinggi (ledakan pen duduk)
3. Kualitas penduduk
rendah
4. Beban kebergantungan
besar
5. Penyebaran penduduk
tidak merata
6. Tingginya urbanisasi
Permasalahan kependudukan yang tidak diselesaikan dapat
menghambat program pembangunan. Jumlah penduduk yang banyak dan berkualitas
tinggi akan menjadi sebuah modal yang berharga bagi terlaksananya program
pembangunan di suatu wilayah atau negara.
Akan tetapi, jika jumlah
penduduk yang banyak tidak diimbangi dengan kualitas penduduk yang tinggi, akan
menjadi penghambat dalam menyukseskan program pembangunan. Permasalahan
kependudukan di Indonesia berdampak pada aspek-aspek kehidupan antara lain:
pada aspek-aspek
kehidupan antara lain:
1. meningkatnya jumlah
pengangguran;
2. meningkatnya angka
kriminalitas;
3. semakin banyaknya
permukiman kumuh;
4. semakin banyaknya
gelandangan dan pengemis gepeng);
5. banyak penduduk
Indonesia yang kekurangan gizi;
6. meningkatnya anak
putus sekolah;
7. tingkat kesehatan
penduduk Indonesia rendah.
Dengan banyaknya
permasalahan kependudukan di Indonesia, pemerintah melakukan berbagai upaya
untuk memecahkan permasalahan tersebut. Upaya pemerintah ini antara lain
bertujuan untuk memeratakan persebaran penduduk dan meningkatkan kualitasnya.
Semuanya
sangat diperlukan sebagai
modal pembangunan pada masa sekarang dan yang akan datang. Upaya-upaya
tersebut, antara lain sebagai berikut.
1. Upaya untuk
mengendalikan jumlah dan pertumbuhan
penduduk Indonesia, meliputi:
a. dikeluarkannya
undang-undang perkawinan yang mengatur tentang usia perkawinan;
b. dilaksanakannya
program Keluarga Berencana (KB);
c. peningkatan di bidang
pendidikan;
d. pembatasan tunjangan
anak bagi pegawai;
e. peningkatan kualitas
di bidang kesehatan.
2. Upaya untuk
mengendalikan jumlah dan pertumbuhan penduduk Indonesia, meliputi:
a.melaksanakan program
transmigrasi;
b. membuka lapangan kerja
baru di daerah yang jarang penduduknya;
c. program listrik masuk
desa;
d. pembangunan desa
tertinggal;
e. perbaikan hubungan
transportasi dan komunikasi antarpulau
#Persebaran
Penduduk Tidak Merata
Persebaran penduduk di Indonesia tidak merata baik persebaran antar pulau, propinsi, kabupaten maupun antara perkotaan dan pedesaan.
Persebaran penduduk di Indonesia tidak merata baik persebaran antar pulau, propinsi, kabupaten maupun antara perkotaan dan pedesaan.
Pulau Jawa dan Madura
yang luasnya hanya ±7% dari seluruh wilayah daratan Indonesia, dihuni lebih
kurang 60% penduduk Indonesia.
Perhatikan tabel berikut
ini!
Perkembangan kepadatan
penduduk di Pulau Jawa dan Madura tergolong tinggi yaitu tahun 1980 sebesar 690
jiwa tiap-tiap kilometer persegi, tahun 1990 menjadi 814 jiwa dan tahun 1998
menjadi 938 jiwa per kilo meter persegi (km2).
Jika kondisi ini
dibiarkan diperkirakan angka tersebut akan cenderung meningkat diwaktu yang
akan datang.
Untuk lebih jelasnya coba
Anda amati dengan seksama tabel berikut ini!
Akibat dari tidak
meratanya penduduk yaitu luas lahan pertanian di Jawa semakin sempit. Lahan
bagi petani sebagian dijadikan permukiman dan industri.
Sebaliknya banyak lahan di luar Jawa belum
dimanfaatkan secara optimal karena kurangnya
sumber daya manusia. Sebagian besar tanah di luar Jawa dibiarkan begitu saja
tanpa ada kegiatan pertanian. Keadaan demikian tentunya sangat tidak
menguntungkan dalam melaksanakan pembangunan wilayah dan bagi peningkatan
pertahanan keamanan negara.
Selanjutnya untuk melatih kemampuan
Anda dalam berpikir, jawablah soal berikut ini!
|
Sebutkan faktor-faktor
yang menjadi daya tarik bagi penduduk di luar Jawa untuk bermigrasi ke Pulau
Jawa?
Bagaimana? Mudahkan?
Sekarang cocokkan jawaban Anda dengan uraian di bawah ini! |
Faktor-faktor yang
menyebabkan tingginya tingkat migrasi ke pulau Jawa, antara lain karena pulau
Jawa:
- Sebagai pusat pemerintahan.
- Sebagian besar tanahnya merupakan tanah vulkanis yang subur.
- Merupakan pusat kegiatan ekonomi dan industri sehingga banyak tersedia lapangan kerja.
- Tersedia berbagai jenjang dan jenis pendidikan.
- Memiliki sarana komunikasi yang baik dan lancar.
- Sebagai pusat pemerintahan.
- Sebagian besar tanahnya merupakan tanah vulkanis yang subur.
- Merupakan pusat kegiatan ekonomi dan industri sehingga banyak tersedia lapangan kerja.
- Tersedia berbagai jenjang dan jenis pendidikan.
- Memiliki sarana komunikasi yang baik dan lancar.
Bagaimana jawaban Anda,
apakah ada jawaban lain yang dapat menambah faktor-faktor
tingginya tingkat migrasi ke pulau Jawa. Bagus.
Nah, lanjutkan lagi
mempelajari uraian berikut.
Persebaran penduduk
antara kota dan desa juga mengalami ketidakseimbangan.
Perpindahan penduduk dari desa ke kota di Indonesia terus mengalami peningkatan dari waktu ke waktu.
Perpindahan penduduk dari desa ke kota di Indonesia terus mengalami peningkatan dari waktu ke waktu.
Urbanisasi yang terus
terjadi menyebabkan terjadinya pemusatan penduduk di kota yang luas wilayahnya
terbatas.
Pemusatan penduduk di
kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Medan dan kota-kota besar
lainnya dapat menimbulkan dampak buruk terhadap lingkungan hidup seperti:
·
Munculnya permukiman liar.
·
Sungai-sungai tercemar karena dijadikan tempat
pembuangan sampah baik oleh masyarakat maupun dari pabrik-pabrik industri.
·
Terjadinya pencemaran udara
dari asap kendaraan dan industri.
·
Timbulnya berbagai masalah sosial seperti
perampokan, pelacuran dan lain-lain.
Oleh karena dampak yang
dirasakan cukup besar maka perlu ada upaya untuk meratakan penyebaran penduduk
di tiap-tiap daerah.
Upaya-upaya tersebut
adalah:
- Pemerataan pembangunan.
- Penciptaan lapangan kerja di daerah-daerah yang jarang penduduknya dan daerah pedesaan.
- Pemberian penyuluhan terhadap masyarakat tentang pengelolaan lingkungan alamnya.
- Pemerataan pembangunan.
- Penciptaan lapangan kerja di daerah-daerah yang jarang penduduknya dan daerah pedesaan.
- Pemberian penyuluhan terhadap masyarakat tentang pengelolaan lingkungan alamnya.
Selain di Jawa
ketimpangan persebaran penduduk terjadi di Irian Jaya dan Kalimantan.
Luas wilayah Irian Jaya 21,99% dari luas Indonesia, tetapi jumlah penduduknya hanya 0,92% dari seluruh penduduk Indonesia. Pulau Kalimantan luasnya 28,11% dari luas Indonesia, tetapi jumlah penduduknya hanya 5% dari jumlah penduduk Indonesia.
Luas wilayah Irian Jaya 21,99% dari luas Indonesia, tetapi jumlah penduduknya hanya 0,92% dari seluruh penduduk Indonesia. Pulau Kalimantan luasnya 28,11% dari luas Indonesia, tetapi jumlah penduduknya hanya 5% dari jumlah penduduk Indonesia.
Untuk mengatasi
persebaran penduduk yang tidak merata dilaksanakan program transmigarasi.
Tujuan pelaksanaan
transmigrasi yaitu:
- Meratakan persebaran penduduk di Indonesia.
- Peningkatan taraf hidup transmigran.
- Pengolahan sumber daya alam.
- Pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Indonesia.
- Menyediakan lapangan kerja bagi transmigran.
- Meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa.
- Meningkatkan pertahanan dan kemananan wilayah Indonesia.
- Meratakan persebaran penduduk di Indonesia.
- Peningkatan taraf hidup transmigran.
- Pengolahan sumber daya alam.
- Pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Indonesia.
- Menyediakan lapangan kerja bagi transmigran.
- Meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa.
- Meningkatkan pertahanan dan kemananan wilayah Indonesia.
Persebaran yang tidak
merata berpengaruh terhadap lingkungan hidup. Daerah-daerah yang padat
penduduknya terjadi exploitasi sumber alam secara berlebihan sehingga
terganggulah keseimbangan alam. Sebagai contoh adalah hutan yang terus menyusut
karena ditebang untuk dijadikan lahan pertanian maupun pemukiman. Dampak buruk
dari berkurangnya luas hutan adalah:
- terjadi banjir karena peresapan air hujan oleh hutan berkurang
- terjadi kekeringan
- tanah sekitar hutan menjadi tandus karena erosi
- terjadi banjir karena peresapan air hujan oleh hutan berkurang
- terjadi kekeringan
- tanah sekitar hutan menjadi tandus karena erosi
Untuk lebih memahami
penyebaran penduduk di tiap-tiap propinsi, Anda dapat memperhatikan tabel
berikut ini!
Dengan menggunakan tabel
di atas dapatkah Anda menyebutkan propinsi-propinsi yang padat dan jarang
penduduknya? Saya yakin Anda tidak menemui kesulitan!
#Masalah
Kependudukan Indonesia dan Solusinya
hai
semua para pembaca :D kali ini saya akan sedikit membahas berbagai macam
masalah kependudukan di Indonesia dan mencoba memberikan solusinya !
Sebagai negara yang sedang berkembang Indonesia memiliki masalah-masalah kependudukan yang cukup serius dan harus segera diatasi.
Masalah-masalah
kependudukan di Indonesia dapat kita simpulkan yaitu:
1. Jumlah penduduk besar.
2. Pertumbuhan penduduk cepat.
3. Persebaran penduduk tidak merata.
4. Kualitas penduduk rendah.
5. Komposisi penduduk sebagian besar berusia muda.
Agar Anda dapat memahami masalah kependudukan di Indonesia seperti yang disebutkan di atas, perhatikan uraian berikut ini.
Jumlah penduduk besar
Penduduk dalam suatu negara menjadi faktor terpenting dalam pelaksanaan pembangunan karena menjadi subyek dan obyek pembangunan.
Jumlah penduduk yang besar bermanfaat dalam:
- Penyediaan tenaga kerja dalam masalah sumber daya alam.
- Mempertahankan keutuhan negara dari ancaman yang berasal dari bangsa lain.
Selain manfaat yang diperoleh, ternyata negara Indonesia yang berpenduduk besar yaitu nomor 4 di dunia menghadapi masalah yang cukup rumit yaitu:
1. Jumlah penduduk besar.
2. Pertumbuhan penduduk cepat.
3. Persebaran penduduk tidak merata.
4. Kualitas penduduk rendah.
5. Komposisi penduduk sebagian besar berusia muda.
Agar Anda dapat memahami masalah kependudukan di Indonesia seperti yang disebutkan di atas, perhatikan uraian berikut ini.
Jumlah penduduk besar
Penduduk dalam suatu negara menjadi faktor terpenting dalam pelaksanaan pembangunan karena menjadi subyek dan obyek pembangunan.
Jumlah penduduk yang besar bermanfaat dalam:
- Penyediaan tenaga kerja dalam masalah sumber daya alam.
- Mempertahankan keutuhan negara dari ancaman yang berasal dari bangsa lain.
Selain manfaat yang diperoleh, ternyata negara Indonesia yang berpenduduk besar yaitu nomor 4 di dunia menghadapi masalah yang cukup rumit yaitu:
· Pemerintah
harus dapat menjamin terpenuhinya kebutuhan hidupnya. Dengan kemampuan
pemerintah yang masih terbatas masalah ini sulit diatasi sehingga berakibat
seperti masih banyaknya penduduk kekurangan gizi makanan, timbulnya pemukiman
kumuh.
· Penyediaan
lapangan kerja, sarana dan prasarana kesehatan dan pendidikan serta fasilitas
sosial lainnya. Dengan kemampuan dana yang terbatas masalah ini cukup sulit
diatasi, oleh karena itu pemerintah menggalakkan peran serta sektor swasta
untuk mengatasi masalah ini. Peran serta swasta yang telah dilakukan antara
lain pembangunan pabrik/industri, sekolah swasta, rumah sakit swasta dan
lain-lain.
Maka
solusi cara mengatasinya adalah PHBK.. Apa itu PHBK?
PHBK adalah pandangan,
sikap dan perilaku yang responsif, rasional dan bertanggung jawab terhadap
pemecahan masalah kependudukan di suatu wilayah atau negara untuk mempercepat terwujudnya
kesejahteraan hidup masyarakat yang adil, makmur, merata dan.berkualitas
Ciri-ciri PHBK adalah :
1. Peduli terhadap
manusia dan kebutuhan hidupnya
2. Peduli terhadap
pertumbuhan penduduk dan kehidupan ekonominya
3. Peduli terhadap
pertumbuhan penduduk dan kehidupan sosial, budaya dan agama
4. Peduli terhadap
pertumbuhan penduduk dan lingkingan hidup
Dalam operasionalnya PHBK
yang harus dilakukan oleh seluruh penduduk mencakup 10 perilaku hidup, yaitu :
1.
Penundaan Usia Perkawinan: laki-laki 25 tahun, perempuan 20 tahun
UU No 1 tahun 1974
tentang Perkawinan menyebutkan bahwa perkawinan adalah ikatan lahir batin
antara seorang laki-laki dan perempuan untuk membentuk satu rumah tangga atau
keluarga yang bahagia dan sejahtera. Berdasarkan undang-undang tersebut
terlihat bahwa seseorang yang melangsungkan perkawinan harus mendapatkan
kebahagiaan dan kesejahteraan. Untuk mencapai itu, syarat minimal yang harus
dimiliki oleh pasangan suami istri adalah sehat dalam artian sehat secara
jasmani, mental, ekonomi dan sosial sehingga memungkinan keluarga tersebut
dapat melakukan hal-hal yang produktif.
Kondisi sehat secara
jasmani, mental, ekonomi dan sosial bagi pasangan suami istri diyakini dicapai
oleh laki-laki pada usia 25 tahun dan perempuan 20 tahun.
Dari sisi fertilitas,
semakin dewasa seorang wanita melangsungkan perkawinan maka kesempatan untuk
hamil dan melahirkan akan semakin pendek, sebaliknya semakin muda seorang
perempuan melangsungkan perkawinan maka akan semakin panjang bagi perempuan
untuk dapat hamil dan melahirkan.
Pendewasaan usia
perkawinan harus terus digelorakan kepada penduduk khususnya perempuan, karena
perkawinan muda masih banyak terjadi.
Memiliki 2 anak lebih
baik
Salah satu fungsi perkawinan
adalah untuk meneruskan keturunan. Dalam pelaksanaannya fungsi tersebut harus
bisa dikontrol dengan baik, dalam artian pasangan suami istri harus betul-betul
dapat merencanakan berapa jumlah anak yang dinginkan sesuai dengan
kemampuannya. Dalam merencanakan berapa jumlah anak, secara teori dapat dilihat
dari sisi apa pasangan suami istri menilai tentang anak, yang secara garis
besar dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
Anak
dilihat dari sisi pembiayaan (cost) yang harus dikeluarkan
Bila pasangan suami istri
menilai kepemilikan anak dari sisi pembiayaan yang harus dikeluarkan, ada
kecenderungan pasangan suami istri untuk memiliki anak sedikit.
1. Anak dinilai sebagai investasi untuk masa depan
Bila anak dinilai sebagai
investasi masa depan tempat di mana anak akan dijadikan tempat berlindung pada
saat pasangan memasuki hari tua, biasanya ada kecenderungan pasangan suami
istri untuk mempunyai anak banyak. Sering terlontar dari ucapan seorang ibu
pada anakanya “nak, kalau sudah tua aku tinggal keliling ke rumah anak, satu
bulan di kamu, satu bulan di adikmu satu bulan di kakakmu dan seterusnya”.
Ucapan ini tentu mengindikasikan bahwa anak dijadikan sebagai investasi orang
tua di masa depan.
Untuk melihat berapa
sebaiknya jumlah anak dimiliki oleh pasangan suami istri, sebaiknya kepada para
keluarga disosialisakan tentang Reproduksi Sehat.
Melalui pola reproduksi
sehat dapat diketahui bahwa umur yang paling aman untuk melahirkan adalah pada
saat perempuan berusia 20-30 tahun dengan jarak melahirkan yang paling bagus
adalah 5 tahun. Dengan pola tersebut maka pasangan suami istri akan mempunyai
anak sesuai dengan program yang dilaksanakan pemerintah mempunyai 2 anak lebih
baik.
Berdasarkan hasil-hasil
penelitian pada Rumah-rumah Sakit Pendidikan di Indonesia sekitar tahun
1980-1981 dapat disimpulkan, antara lain : 1). resiko melahirkan dua anak saja
relatif lebih kecil dari pada melahirkan anak lebih dari dua; 2). jarak antara
tiap kehamilan yang dianggap cukup aman adalah 3 sampai 4 tahun; 3). usia
terbaik danpaling aman bagi ibu untuk melahirkan ialah 20 s.d 30 tahun; dan 4).
resikofbahaya kematian perinatal (bayi lahir) sangat kecil bila ibu melahirkan
pada usia antara 20 sampai 30 tahun (PKMI, 1992).
Penelitian Surapaty dan
Prayitno, 1995 menyebutkan resiko kematian maternal di Sumatera Selatan dan
Jawa Timur lebih tinggi pada mereka yang tidak ikut KB. Penelitian Setiawan dan
Dasuki (1995) menyebutkan bahwa kehamilan pada usia remajamemberikan tambahan
resiko terjadinya BBLR 4 kali, dibandingkan dengan kehamilan pada usia
reproduksi sehat (Setiawan dan Dasuki, 1995). Sedangkan hasil penelitian
Sangian dan Rattu di RSUP Manado pada tahun 1997 menyebutkan bahwa secara
keseluruhan penyulit kehamilan pada wanita yang berusia di bawah 20 tahun
(primi muda) lebih tinggi dibandingkan primi usia reproduksi sehat pada usia 20
– 30 tahun.
2.
Mengatur Jarak Kelahiran
Dalam pola reproduksi
sehat dijelaskan, disamping pasangan suami istri diupayakan untuk mempunyai
anak
2 orang saja, juga harus
diupayakan agar jarak kelahiran anak yang satu dengan anak yang lainnya dapat
diatur dengan baik, kalau memungkinkan 5 tahun.Graef dkk (1996)mengemukakan
bahwa makin muda atau makin tua usia ibu, maka makin tinggi resiko ibu beserta
anaknya. Bila seorang ibu telah melahirkan lebih dari empat orang anak, maka
resiko bagi ibu dan anaknya makin besar pada setiap kel2hiran berikutnya.
Meskipun demikian, resiko tertinggi ada pada kelahiran yangberjarak kurang dari
2 tahun. Pendapat Graef dkk., ini didukung oleh temuanUnited Stated Agency for
International Development (USAID) yang menyebutkan bahwa angka mortalitas bayi
yang mempunyai jarak kelahiran kurang dari 2 tahun menunjukkan 71 % lebih
tinggi dibandingkan yang berjarak dua sampai tiga tahun (Graef dkk., 1996).
3.
Menggunakan alat kontrasepsi
Penggunaan alat
kontrasepsi bertujuan untuk menjarangkan kelahiran. Banyak cara kontrasepsi
yang dapat dipakai oleh pasangan suami istri, baik yang bersifat hormonal,
seperti suntik KB, pil, implan maupun yang bersifat non hormonal seperti IUD,
Kondom maupun media operasi. Setiap kontrasepsi yang dipakai apapun jenisnya
mempunyai keefektifan dalam mencegah kehamilan.
5.
Meningkatkan usaha ekonomi keluarga
Salah satu fungsi
keluarga yang harus dilaksanakan oleh setiap keluarga adalah fungsi ekonomi.
Dalam hal ini kepada para istri dapat diberi peluang untuk melakukan usaha
ekonomi produktif dalam rangka meningkatkan ekonomi keluarga. Untuk kepentingan
ini sejak dekade tahun 1980-an BKKBN telah mengembangkan program Usaha
Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS), di mana kepada
keluarga-keluarga diberikan peluang untuk dapat melakukan usaha dengan pemberian
bantuan modal dan bimbingan usaha bekerjasama dengan sektor-sektor terkait.
6.
Persalinan Ditolong Oleh Tenaga Kesehatan
Salah satu permasalahan
kualitas penduduk Indonesia saat ini adalah masih tinggi angka kematian ibu
karena hamil dan melahirkan, yaitu masih berkisar 228/100.000 kelahiran hidup.
Salah satu upaya untuk menekan angka kematian ibu adalah melalui persalinan
yang ditolong oleh tenaga kesehatan. Berdasarkan hasil Survey Demografi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 angka persalinan yang ditolong oleh
tenaga non kesehatan, seperti dukun bayi masih cukup tinggi, yaitu sekitar 24
%. Untuk Sumatera Selatan persalinan yang ditolong oleh tenaga non
kesehatan (dukun) lebih tinggi dari angka nasional, yaitu sekitar 28,6 %. Dalam
upaya mencapai derajat kesehatan ibu perlu terus disosialisasikan tentang
pentingnya persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan.
7.
Melaporkan setiap kelahiran, kematian, dan perpindahan (Lampid)
Untuk kepentingan
perencanaan program pembangunan data merupakan hal yang
sangat vital. Salah satu hal yang perlu dilakukan untuk mendapatkan data
registrasi vital yang akurat sehingga bisa dimanfaatkan dalam perencanaan
program pembangunan yang tepat guna dan berhasil guna, masyarakat diharapkan
mempunyai kesadaran tertib administrasi kependudukan, artinya melaporkan setiap
kejadian vital (kelahiran, kematian dan perpindahan penduduk) kepada petugas.
Hasil uji coba kegiatan PHBK yang dilakukan di 4 propinsi terpilih yaitu
Nangroe Aceh Darussalam, Bali, Jawa Barat dan Nusa Tenggara Barat pada umumnya
masalah pelaporan kelahiran menjadi hal yang patut menjadi perhatian.
Perlu kerjasama yang
dikembangkan oleh petugas terkait dengan tertib adminstrasi, masyarakat perlu
difasilitasi dalam membiasakan diri melaporkan kejadian vital, seperti untuk
pembuatan akta kelahiran. Bidan atau siapapun yang menolong persalinan harus berupaya
memberi bantuan masyarakat untuk mendapatkan akte kelahiran anaknya. Begitu
tenaga kesehatan menolong persalinan mungkin bisa langsung membantu masyarakat
untuk melaporkan persalinannya melalui surat keterangan lahir kepada petugas
kelurahan untuk selanjutnya diproses di Kecamatan dan Kantor Catatan Sipil.
8.
Keluarga ramah anak dan lingkungan
Dalam upaya menciptakan
keluarga yang bahagia dan sejahtera perlu diciptakan hubungan yang serasi dan
selaras antar anggota keluarga. Orang tua diharapkan dapat menciptakan kelyarga
ramah anak, antara lain melalui pemberian penghargaan kepada anak (misalnya
mengucapkan terima kasih apabila ditolong anak), peduli terhadap kebutuhan
anak.
Disamping menciptakan
keluarga ramah anak, setiap keluarga juga harus menciptakan keluarga ramah
lingkungan. Keluarga harus menciptakan hubungan yang serasi, selaras dan
seimbang dengan lingkungan sekitarnya. Hal ini patut disadari karena manusia
sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup sendiri dan selalu membutuhkan orang
lain.
9.
Keluarga berkarakter (sosial, budaya, agama)
Pola kehidupan modern
saat ini telah berdampak pada karakter anak bangsa. Pengaruh negatif
globalisasi menimbulkan masyarakat Indonesia kini mulai banyak yang bersifat
individualistis, budaya bangsa Indonesia yang terkenal dengan keramahtamahan
dan sifat gotong royong kini mulai bergeser menjadi pola hidup yang keras.
Banyak permasalahan yang bisa diselesaikan secara kekeluargaan berakhir dengan
tindakan kekerasan dan anarkis, seperti penganiayaan bahkan tidak sedikit yang
berakhir dengan pembunuhan. Kondisi tersebut diperparah dengan buruknya tingkat
perekonomian masyarakat dan semakin sulitnya hidup serta kerasnya tingkat
pesaingan. Nilai-nilai agama banyak yang dilanggar. Sebagian masyarakat banyak
yang sudah tidak malu lagi tatkala berbuat kesalahan.
Untuk menciptakan
keluarga berkarakter, sudah saatnya keluarga menjalankan fungsi sosial budaya
artinya keluarga harus mempunyai filter atau penyaring terhadap budaya, nilai
dan moral yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa. Saat ini kita merindukan
kembali bangsa Indonesia yang terkenal dengan keramahtamahan dan
kegotongroyongannya.
10.
Keluarga peduli pendidikan
Pendidikan merupakan
pondasi bagi seseorang untuk dapat membedakan mana yang baik dan mana yang
tidak baik. Malalui pendidikan yang diberikan oleh kepala keluarga kepada
anggota keluarganya diharapkan SDM Indonesia dapat terus ditingkatkan sehingga
dapat bersaing baik secara regional maupun internasional. Saat ini keprihatinan
melanda bangsa Indonesia. Penilaian IPM yang dikeluarkan oleh UNDP telah
menempatkan SDM Indonesia berada pada urutan ke 124 dari 187 negara.
Untuk dapat memberikan
pendidikan yang layak kepada anggota keluarganya, setiap keluarga harus
mempunyai kemampuan ekonomi yang mumpuni. Perencanaan jumlah anak yang dimiliki
akan sangat membantu keluarga dalam meningkatkan taraf ekonomi
masyarakat.
Akhirnya kita berharap 10
butir PHBK ini dapat dilakukan seluruh penduduk dengan segenap kesadaran.
Butir-butir PHBK semoga bukan hanya slogan saja tetapi dapat menjadi Life Style
atau gaya hidup keluarga di Indonesia, sehingga bangsa Indonesia dapat menjadi
bangsa yang kuat, mandiri dan maju sejajar dengan bangsa-bangsa lain.
Permasalahan
Penduduk (Kuantitas dan Kualitas) : Pembangunan suatu
bangsa berkaitan erat dengan permasalahan kependudukannya. Suatu pembangunan
dapat berhasil jika didukung oleh subjek pembangunan, yakni penduduk yang memiliki
kualitas dan kuantitas yang memadai.
0 komentar:
Posting Komentar